4 Investasi Ini Buat Anda Cuan dari Perang Israel vs Hamas

Jakarta, pojokdepok.com – Konflik antara Israel dan faksi Hamas di Jalur Gaza tampaknya masih memanas, secara tidak langsung hal itupun bisa menyebabkan instabilitas di wilayah Timur Tengah. Namun patut diperhatikan pula bahwa investor ritel tentu bisa memanfaatkan situasi ini untuk berinvestasi.

Reuters memberitakan bahwa perang di wilayah Gaza masih bisa meluas. Di Irak, Kataib Hizbullah, faksi bersenjata yang memiliki relasi dekat dengan Iran, mengatakan pihaknya akan menargetkan pangkalan AS dengan rudal, drone, dan pasukan khusus jika Washington melakukan intervensi dalam konflik tersebut.

Badr, milisi di Irak yang didukung Iran juga sudah menyuarakan dukungan tegas pada faksi-faksi Palestina yang memerangi Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Badan Energi Internasional (IEA) sendiri sudah memberikan peringatan bahwa akan ada ancaman kiamat baru akibat perang Hamas dan Israel, yang berkaitan dengan pasokan minyak.

Berkaca pada konflik tersebut, ada beberapa instrumen investasi yang mungkin saja bisa dilirik oleh para investor atau trader ritel seperti Anda. Berikut ulasannya.

Saham migas

Harga komoditas seperti minyak tentu bisa bereaksi karena adanya konflik di wilayah Timur Tengah. Harga minyak mentah Brent & WTI memang sempat melonjak pada 9 Oktober 2023 lalu saat ramainya pemberitaan mengenai eskalasi konflik ini bermunculan.

Terpantau bahwa dalam sepekan, kinerja sejumlah emiten saham migas juga mayoritas terpantau positif.

 

Meningkatnya harga minyak dunia tentu akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham di industri migas. Namun ketahuilah bahwa saham-saham ini merupakan saham yang memiliki bisnis siklikal.

Ketika harga minyak mengalami penurunan, maka akan ada potensi koreksi yang terjadi pada saham-saham migas.

Strategi trading jangka pendek mungkin lebih tepat untuk diaplikasikan di sini. Namun investor atau trader tentu harus memikirkan strategi profit taking dan pembatasan risiko dengan lebih matang lagi.

Apa kabar dengan emas?

Harga aset yang kerap disebut sebagai safe haven ini memang sempat melonjak karena konflik Israel dan Hamas. Terpantau bahwa sejak tanggal 6 hingga 12 Oktober 2023, harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar 2,7%.

Namun ketahuilah bahwa konflik tersebut juga berkontribusi pada menguatnya mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah. Dan seperti diketahui, menguatnya Dolar berpotensi membuat harga emas menjadi tertekan.

Besar kemungkinan penguatan harga emas di tengah panasnya konflik Israel dan Palestina akan bersifat lebih terbatas. Bila Anda memutuskan untuk membelinya, maka pastikan bahwa horizon investasi Anda ada di jangka panjang.

SBN

Salah satu penyebab menguatnya Dolar Negeri Paman Sam juga disebabkan karena tingginya yield obligasi AS (US Treasury).

Yield US Treasury maupun Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan pada 11 Oktober 2023, setelah berada di level tertingginya secara year to date (YTD) di bulan ini.

Tepat pada Juli 2023, yield SBN berada di titik terendahnya di 2023 sementara yield Treasury terus mengalami kenaikan secara YTD.

Tingginya yield menunjukkan bahwa harga surat utang negara telah mengalami penurunan. Dan ketika yield sebuah obligasi negara berada di atas kupon imbal hasilnya, maka harga obligasi tersebut dinyatakan terdiskon.

Membeli obligasi negara di pasar sekunder memiliki banyak keuntungan. Pertama, obligasi negara adalah instrumen yang bisa memberikan pendapatan tetap dan bebas dari risiko gagal bayar, kedua Anda bisa menjual kembali obligasi negara tersebut dan meraup untung dari capital gain jika terjadi kenaikan harga dalam obligasi tersebut.

Berikut adalah beberapa obligasi negara seri FR (Fixed Rate) dan PBS (Project Based Sukuk) yang harganya berada di bawah 100.

Reksa dana pendapatan tetap

Penurunan harga SBN juga tentunya berdampak pada reksa dana pendapatan tetap yang memiliki underlying aset SBN. Namun hal ini tentu bisa menjadi peluang besar bagi Anda untuk membelinya di harga yang terbilang murah untuk investasi jangka menengah atau panjang.

Terpantau bahwa secara YTD, indeks reksa dana pendapatan tetap menjadi yang paling unggul ketimbang reksa dana lainnya, begitu pula pada jangka panjang.

Hal ini menunjukkan bahwa reksa dana pendapatan tetap merupakan investasi yang cocok untuk jangka menengah maupun panjang.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Kata ChatGPT Ini 5 Investasi yang Pas untuk Usia 30an

(aak/aak)