78% Penjudi Berpendapatan Rendah, Ini Cara Kaya yang Murah

Jakarta, pojokdepok.com – Belum lama ini, PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) mengungkapkan Transaksi judi online di Indonesia hingga akhir 2023 mendatang berpotensi mencapai Rp 200 triliun.

Ada pula temuan PPATK yang cukup mengerikan yaitu, dari 2,7 Juta masyarakat yang terlibat judi online ada 2,1 juta orang atau 78% berpenghasilan Rp 100 ribu per hari termasuk pelajar hingga ibu rumah tangga.

Dengan mudahnya seseorang mengakses judi online, semakin mudah pula bagi mereka kehilangan uang dari aktivitas yang satu ini. Apalagi, berkat adanya iming-iming cuan maka tak heran jika seseorang jadi semakin tertarik untuk berjudi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat tentu harus paham dengan istilah zero sum game. Pada intinya, istilah itu merupakan istilah permainan di mana akan ada pihak yang menang atau kalah, keuntungan yang diterima si pemenang adalah kerugian yang diterima pihak yang kalah.

Tapi jangan salah, zero sum game juga ada dalam investasi, khususnya adalah instrumen derivatif.

Ketahuilah bahwa ketimbang menghabiskan uang untuk berjudi, lebih baik Anda tempatkan dana Anda di beberapa instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil. Berikut adalah pilihannya.

Emas

Emas merupakan instrumen investasi yang terbilang sederhana dan masih populer hingga kini. Dalam lima tahun terakhir, keuntungan yang Anda dapat dari investasi emas bisa mencapai CAGR kurang lebih 7% per tahun.

Dan seperti diketahui, emas tidak hanya bisa dibeli dalam bentuk batangan karena saat ini sudah ada emas digital yang bisa Anda coba.

Namun jika pilihan Anda jatuh pada emas digital, pilihlah platform yang sudah mengantongi izin Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Reksa dana

Reksa dana adalah wadah yang digunakan untuk mengumpulkan dana investor yang nantinya akan diinvestasikan kembali ke sejumlah portofolio efek oleh manajer investasi.

Bila Anda adalah investor konservatif yang cenderung menghindari risiko, reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap adalah solusinya.

Sementara jika Anda menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk investasi jangka panjang maka reksa dana campuran, indeks saham, dan saham lah yang cocok untuk Anda.

Surat utang negara

Jika Anda menginginkan penghasilan pasif yang rutin diterima setiap tahun dalam jumlah yang lebih besar dari deposito, yang bisa dimulai dengan modal kecil maka surat utang negara (SBN) adalah solusinya.

Jika dilihat dari penerbitnya, obligasi atau surat utang memiliki dua jenis yaitu obligasi negara dan obligasi korporasi.

Obligasi negara merupakan salah satu investasi teraman yang ada di pasar modal. Hal itu disebabkan karena modal dan kupon imbal hasil yang Anda terima akan dijamin oleh negara.

Sementara itu jika Anda menghendaki returns yang lebih tinggi, obligasi korporasi adalah pilihannya. Akan tetapi untuk bisa membeli obligasi korporasi, modal yang Anda butuhkan tentu lebih besar, di samping itu tidak banyak platform yang bisa memfasilitasi pembelian obligasi korporasi secara online.

Saham

Meski memiliki risiko yang tinggi, saham merupakan instrumen yang memiliki tingkat returns tinggi pula. Bagi pemula, ada baiknya untuk memilih saham-saham perusahaan besar yang memiliki kinerja bagus ke depannya.

Saham-saham perusahaan raksasa itu kerap disebut dengan istilah saham bluechip.

Selain keuntungan berupa capital gain, investor saham juga bisa mendapatkan keuntungan berupa pendapatan pasif yaitu dividen. Dividen adalah hasil bagi laba bersih yang didapatkan perusahaan ke para pemegang sahamnya.

Walau banyak pihak yang menyebut saham adalah judi, saham sendiri juga bukan instrumen yang mengandung teori zero sum game. Dalam investasi saham, baik penjual dan pembeli memiliki peluang yang sama untuk menang atau kalah secara bersamaan.

Mungkin saja, penjual memutuskan untuk menjual saham yang sudah berstatus floating profit karena dirinya membeli saham di harga yang jauh lebih rendah dari investor lain. Sementara pembeli melihat saham tersebut masih memiliki prospek cerah di masa depan.

Pada intinya, ketika si penjual berhasil meraup keuntungan, maka pembeli pun belum tentu rugi jika membeli di harga yang lebih tinggi sekalipun.

Meski demikian, kedua pihak juga bisa mengalami rugi bersamaan ketika mereka melakukan cut-loss.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Anak Muda! Catat Nih Cara Sulap Uang 500 Ribu Jadi Miliaran

(aak/aak)