pojokdepok.com -, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban menyorot wacana sejumlah serikat buruh menghidupkan kembali Partai Buruh untuk menghadapi Pemilu 2024.
Elly mengatakan tidak semua serikat buruh setuju dengan wacana menghidupkan partai. Dia menilai Partai Buruh prospeknya suram. Sebab, dalam banyak sejarah, pendirian Partai Buruh sering berakhir dengan kisah pilu.
“Karena kebanyakan berpikir akan sukses dengan jumlah potensi suara pekerja yang masif,” ingat Elly dalam keterangannya, Minggu (3/10/2021).
Diungkapkan Elly, kehebatan Labour Party di Inggris, Australia, Wales, New Zealand, terjadi karena kekhasan kelompok commonwealth countries. Sedangkan situasi tersebut tidak bisa dialami negara lainnya, kecuali Norwegia, Israel, Brasil dengan Partido Trabalhista yang memiliki kaum kiri yang banyak.
“Itulah sebabnya di luar negara ini, umumnya Partai Buruh gagal total,” sebutnya.
Elly mengingatkan, mendirikan Partai Buruh tidak cukup dengan modal angka data statistik jumlah buruh yang tahun ini berjumlah 128 juta. Atau hanya karena ketidakpuasan politik, apalagi romantisme aktivis buruh. Dari pengalaman sejarah Partai Buruh, inilah prasyarat Partai Buruh di negara lain sukses, sementara di negara lainnya banyak gagal.
Pertama, papar Elly, saat Labour Party di Inggris, Australia, Austria, New Zeland didirikan, jumlah buruh yang menjadi anggota serikat buruh (trade union density) sudah 35 persen dari keseluruhan buruh nasional. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya 2,7 juta hanya 2 persen dari total pekerja. Ini menjadi parameter penting karena sebagai basis potensi pemilih.
“Untuk angka threshold partai politik saja jumlah 2,7 juta ini tidak cukup. Padahal belum tentu semua memilih Partai Buruh,” sebutnya.
Kedua, lanjut dia, hanya boleh ada satu serikat konfederasi nasional di negara tersebut, agar saluran politik buruh hanya melalui satu serikat tunggal. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki ratusan serikat buruh. Misalnya di Inggris hanya satu (Trade Union Council), Australia (Australian Trade Union Confederation) dan lainnya. Kecuali di Brasil ada beberapa serikat, karena memang beda sejarah dengan negara persemakmuran.