Jakarta, pojokdepok.com – Krisis baru mulai melanda Korea Utara (Korut). Selain krisis pangan, kali ini negara pimpinan Kim Jong Un itu diserang oleh krisis ban kendaraan.
Dalam laporan Radio Free Asia, krisis ini mulai dirasakan langsung oleh para pelaku usaha, khususnya usaha angkutan. Bahkan, situasi ini melumpuhkan aktivitas pengiriman barang dalam dan luar negeri.
“Ban baru sangat langka dan bahkan ban bekas pun sulit ditemukan,” ujar seorang petinggi usaha transportasi di provinsi timur laut Hamgyong Utara, seperti dikutip dari RFA, Jumat (14/1/2022).
“Pengemudi akan menggunakan ban yang sama sampai tapaknya aus dan mengkilat, jadi sudah menjadi kebiasaan untuk menggunakan kembali ban yang bocor atau sobek dengan meletakkan sepotong kecil tabung ban bekas di atasnya.”
Ia menyebut bahwa hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tidak adanya fasilitas produksi ban dalam negeri ditambah keran impor ban yang sangat dipersulit oleh Pemerintah Korut.
“Saya belum pernah melihat ban baru diproduksi secara lokal. Karena perdagangan internasional dihentikan akibat penutupan perbatasan, impor ban bekas jadi sulit,” tambahnya.
Hal yang sama juga terlihat di sebuah perusahaan di dekat Provinsi Hamgyong Selatan. Sebuah truk seberat 2,5 ton telah dikandangkan sejak musim gugur lalu. Selain krisis ban, pengandangan truk itu juga diakibatkan oleh kelangkaan bahan bakar.
“Mobil-mobil itu pasti sudah lama tidak berfungsi jika bukan tanggung jawab pengemudi untuk merawatnya. Di antara bisnis lain di provinsi yang telah disuplai dengan mobil seperti yang kami miliki, banyak yang sudah menjual kendaraan mereka,” ujar sumber dari perusahaan itu.
Kegiatan ekonomi Korut diketahui sejauh ini masih sulit dilakukan secara normal. Otoritas negara komunis itu masih membatasi perdagangan luar negeri dengan beberapa alasan, salah satunya adalah pandemi Covid-19 di mana Korut sedang membatasi akses masuk demi mengekang virus.
(tps/wia)