ISPA Anak Meningkat, Primaya Hospital Depok Ungkap Tren Mendengkur pada Anak dan Hadirkan Layanan Baru

Layanan baru di Primaya Hospital Depok diresmikan bertepatan dengan anniversary ke-3 rumah sakit tersebut. (Istimewa)
Layanan baru di Primaya Hospital Depok diresmikan bertepatan dengan anniversary ke-3 rumah sakit tersebut. (Istimewa)

 

Pojokdepok.com — Laporan kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak turut dirasakan di Primaya Hospital Depok. Pihak rumah sakit menyebut gangguan napas, termasuk kebiasaan mendengkur menjadi temuan yang semakin sering dijumpai pada pasien anak.

Kepala Divisi Medis Primaya Hospital, dr. Sarah Cinthya Margaretha, mengungkapkan, sebagian besar anak yang datang ke fasilitas layanan kesehatan sebenarnya mengalami masalah pernapasan, meski tingkat keparahannya beragam.

“Sekira 30–60 persen anak itu sebenarnya ada gangguan nafas. Cuman bagian gangguan nafasnya itu ada beberapa jenis. 1 sampai 6 persen itu anak itu terkena yang namanya OSA (Obstructive Sleep Apnea),” jelasnya disela kegiatan anniversary yang ke-3 Primaya Hospital Depok dan peresmian layanan Kemoterapi dan Klinik Gangguan Pernapasan, Jumat (12/12).

Dia menuturkan, salah satu tanda paling mudah dikenali dari OSA adalah suara ngorok saat anak tidur.

“Jadi pada saat dia tidur kayak seperti sulit bernafas gitu. Seperti ngorok bahasa awamnya. Nah itu anak-anak tuh hanya 1–6 persen aja,” katanya.

Sarah menekankan pentingnya pemantauan orang tua terhadap pola tidur anak.
“Dalam satu minggu bapak atau ibu bisa mendengar suara ngorok anak tiga kali aja. Jadi tiga kali dalam satu minggu anak itu ngorok, nah itu kemungkinan ada gangguan pernafasan pada saat tidur,” lanjutnya.

Untuk memastikan penyebab gangguan pernapasan, pemeriksaan seperti sleep test menjadi langkah yang disarankan.

“Biasanya sebelum dilakukan sleep test pun akan dilakukan pemeriksaan fisik dulu sama penunjang, sama dokter anaknya,” tambahnya.

Layanan baru di Primaya Hospital Depok diresmikan bertepatan  dengan anniversary ke-3 rumah sakit tersebut. (Istimewa)
Layanan baru di Primaya Hospital Depok diresmikan bertepatan dengan anniversary ke-3 rumah sakit tersebut. (Istimewa)

Jika ditemukan indikasi ISPA atau gangguan lain, pasien anak akan dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai, termasuk THT, paru, atau neurologi. “Makanya tadi kita komprehensif ya, ada THT, ada paru juga, terus apakah ada gangguan di neuronya atau disarafnya,” ujarnya.

Direktur Primaya Hospital Depok, dr. Hanny Merliana, menjelaskan, pembesaran amandel merupakan penyebab umum anak mengalami dengkuran.

“Nah itu diatasi dengan cepat ya dengan melakukan pembedahan. Penanganan akan lebih lanjut jika ada hal lain,” ujarnya.

Jika dugaan berasal dari paru-paru, pemeriksaan lanjutan seperti bronkoskopi dapat dilakukan. “Nah itu bisa kita lakukan bronkoskopi untuk mendiagnosa apakah ada masalah di paru gitu yang menyebabkan anak itu tidur ngorok,” jelasnya.

Dia menekankan bahwa suara dengkuran menandakan adanya hambatan pada saluran napas. “Kalau ada ngorok itu artinya ada sumbatan jalan nafas yang menimbulkan adanya suara yang berbunyi akibat aliran nafas yang menyempit,” katanya.

Menurutnya, ISPA menjadi salah satu kasus paling sering ditangani. “ISPA itu termasuk lima penyakit terbesar untuk di Primaya Depok sendiri dan terbanyak memang pada pasien anak,” ujarnya.

Lonjakan kasus respirasi menjadi salah satu dasar Primaya Hospital Depok memperluas layanan. Pada perayaan ulang tahun yang ketiga, rumah sakit ini meluncurkan Layanan Kemoterapi dan Klinik Sabrina, yaitu klinik khusus kesehatan pernapasan anak.

Layanan kemoterapi hadir untuk memenuhi kebutuhan pasien onkologi yang selama ini harus bepergian ke luar kota.

Chief Business Development Officer Primaya Hospital Group, Yoseph Bambang Pamungkas, menyebut ekspansi tersebut sejalan dengan arah pengembangan grup rumah sakit itu.

“Sesuai dengan apa yang memang Primaya rencanakan. Kita itu selain mengembangkan rumah sakit itu secara eksisting, kita juga menambah sarana prasarana,” ujarnya.

Dia juga menyebut, Depok menjadi salah satu wilayah dengan pertumbuhan layanan kesehatan tercepat di jaringan Primaya.

“Depok itu termasuk rising star di Primaya Group ya. Jadi mungkin dengan penduduknya yang cukup padat sehingga kapasitasnya sudah mulai ditambah,” ucapnya.

Primaya Hospital Group kini mengelola 20 rumah sakit di seluruh Indonesia, dan akan membuka fasilitas baru pada 2026.
“Q2 nanti sudah di BSD dan beberapa kota besar kita sudah siapkan untuk kita terus berkembang,” jelas Yoseph.