Bamsoet Ungkap Tantangan ke Depan Usai RI Jadi Negara Terbaik dalam Penanganan Covid-19

pojokdepok.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, Indonesia patut bersyukur atas pengakuan dunia terhadap capaian dalam menangani pandemi Covid-19.

Ia menyebutkan, berbagai lembaga internasional mengapresiasi bahkan menganggap penanganan Covid-19 di Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia.

“John Hopkins University menilai bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia (sebagai) salah satu yang terbaik di dunia. Ada peran pemerintah, ada partisipasi masyarakat baik dalam menaati protokol atau juga menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam pemulihan pandemi,” kata Bamsoet saat menyampaikan keynote speech Seminar Nasional bekerja sama dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Ruang Delegasi Plaza Nusantara V DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (11/11/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet menceritakan beberapa bulan ke belakang Indonesia dan berbagai belahan dunia mengalami kondisi yang berat. Namun demikian, ia mengatakan, saat ini Indonesia telah berangsur pulih dan hal tersebut merupakan yang patut disyukuri. 

“Jika kita tengok ke belakang pada (bulan) Maret sampai Agustus merupakan saat terberat. Resesi akibat pandemi adalah yang terburuk dibanding The Great Depression pada tahun 1930-an. Kita mensyukuri saat ini kondisi perekomoniam kita mengalami perbaikan yang sangat signifikan,” katanya.

Lebih lanjut, Bamsoet menyampaikan, salah satu dampak paling buruk dari keberadaan pandemi adalah keterpurukan ekonomi masyarakat. 

Untuk itu, kata dia, semangat bela negara tidak hanya dapat digunakan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri. Namun juga menanggulangi permasalahan yang terjadi di dalam negeri.

“Dampak ekonomi akibat Covid-19 sangat buruk. Jadi tantangan bela negara ke depan bukan hanya serangan dari luar, tapi juga tergerusnya ketahanan ekonomi masyarakat akibat Covid-19,” kata Bamsoet kepada para mahasiswa yang menghadiri acara tersebut. 

Menutup pidatonya, Bamsoet mengingatkan kepada para peserta yang hadir untuk mencegah potensi krisis yang dapat terjadi sebagai akibat dari pandemi. Sebab, setidaknya dalam sejarah pandemi dunia, ada empat tahapan krisis.

“Pertama, krisis kesehatan. Kedua, (krisis) ekonomi. Ketiga, krisis sosial. Keempat, krisis politik. Dua hal terkahir ini harus kita hindari karena kita tidak ingin bangsa kita mengalami pergolakan akibat krisis,” katanya. []