Demokrat Ungkap Ada Pengusaha Dukung Moeldoko Nyapres Beberapa Kali

pojokdepok.com – DPP Demokrat mengungkap adanya ambisi besar Moeldoko untuk menjadi Presiden. Moeldoko disebut-sebut telah melakukan manuver politik sejak 2014 silam. Menjelang berakhirnya periode kedua Presiden SBY, seorang pengusaha nasional datang menghadap Presiden SBY.

Pengusaha nasional yang tidak disebutkan namanya itu disebut-sebut mendukung Moeldoko dan meminta Presiden SBY mencalonkan Moeldoko sebagai calon Presiden tahun 2014 lewat Partai Demokrat.

“Padahal KSP Moeldoko saat itu masih perwira aktif dan baru saja diangkat menjadi panglima TNI,” kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Minggu (3/10/2021).

Upayanya gagal karena pada 2014 Partai Demokrat tak mengusungnya sebagai Capres. Tetapi, kata dia, Moeldoko tak berhenti begitu saja. Pada suatu pagi di bulan Mei 2015, dengan menggunakan seragam dinas Panglima TNI, Moeldoko dia sebut datang ke kediaman SBY di Cikeas. Hari itu, kata Herzaki, SBY akan berangkat ke Surabaya untuk melakukan Kongres Partai Demokrat. 

Dia mengatakan, saat itu SBY berpikir kehadiran Moeldoko tentu untuk sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendesak atau darurat. Terutama yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara. Tapi ternyata, kata dia, pesannya tidak sepenting dan semendesak seperti yang diperkirakan.  

“Moeldoko hanya mengatakan, ‘Pak, tolong. Kalau bapak terpilih lagi sebagai Ketua Umum, agar Bapak mengangkat Marzuki Alie sebagai Sekjennya’. Pak SBY marah,” ungkapnya.

Dia mengatakan, mantan Presiden SBY marah bukan saja karena saat itu, Moeldoko masih berstatus sebagai panglima TNI aktif. Tetapi juga SBY melihat ada ambisi pribadi KSP Moeldoko di balik upayanya mendorong Marzuki Alie sebagai calon Sekjen Demokrat pada Kongres Partai Demokrat tahun 2015 silam.

“Beliau marah bukan saja karena Moeldoko panglima TNI aktif yang telah melanggar konstitusi dan UU tetapi beliau juga marah karena Bapak SBY tidak rela TNI dikotori oleh ambisi pribadi yang ingin berkuasa dengan cara-cara yang melanggar aturan dan hukum,” katanya. []