Jakarta, pojokdepok.com – Anggota Komisi VI DPR, Fraksi Golkar Nusron Wahid mengkritisi mengenai mega merger perusahaan teknologi seperti Gojek dengan Tokopedia.
Menurut Nusron, perusahaan e-comerce di Indonesia dinilainya memiliki kesamaan dari sisi private equity yang menanamkan modal seperti di Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan Shopee. Merger tersebut akan menguntungkan bagi para investor yang menanamkan modalnya saja.
“[Merger] ini pasti kan ada maksud tertentu, kalau mengatakan dalam rangka e-commerce Asean, apakah kita menjadi pemenang atau tidak, apakah kita menjadi sasaran dari marketplacenya dari Singapura, Malaysia. Ujung-ujungnya private equitynya sama, hanya masalah tenant yang berbeda,” kata Nusron, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan CEO GoTo, Shopee, dan Bukalapak, Rabu (15/9/2021).
Nusron juga menduga, merger itu sebagai langkah untuk memudahkan agar private equity yang menjadi investor tidak memiliki hambatan regulasi yang berlaku.
“Mau Bukalapak, Gojek, Tokopedia, ujung-ujungnya investornya sama, pasti akan terjadi merge. Jangan-jangan, kemarin kita mengesahkan undang-undang itu dalam rangka memudahkan para investor ini, para private equity ini supaya tidak terbentur barrier regulasi yang bertele-tele jangan-jangan,” katanya.
Menanggapi hal ini, pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya memastikan, merger Tokopedia dengan Gojek menjadi GoTo yang diresmikan beberapa bukan didorong oleh pemodal.
“Soal merger, mergernya Tokopedia dengan (Gojek) konsolidasi karena umumnya di industri kami perusahaan sejenis itu bergabung untuk mengonsolidasi pasar. Gojek dan Tokopedia sebagai karya anak bangsa, kami berkompetisi di level global. Dan merger ini bukan didorong oleh para investor,” kata William dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (15/9/2021).
William mengatakan, merger itu murni didorong oleh keinginan untuk menciptakan ekosistem yang lebih besar dari yang saat ini hanya dimiliki Gojek maupun Tokopedia, sehingga bisa memberi dampak yang lebih besar bagi perekonomian tanah air.
Saat ini ekosistem GoTo sudah mewadahi sebanyak 2 jutra mitra pengemudi dengan 12 juta mitra UMKM dan sudah memberi andil transaksi 2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
“Jadi kami juga harus mempersiapkan untuk masa depan dan kami melihat kombinasi ini di masa pandemi akan sangat menguntungkan ekosistem yang ada. Ini kalau kita kombinasikan, bukannya efisiensi, tapi kita bisa akselerasi, bukannya misalnya PHK, tapi kita bisa menyerap lebih banyak lapangan kerja. Jadi itu cerita di balik mergernya,” tandas William.
(hps/hps)