Jakarta, pojokdepok.com – Menjaga ketersediaan tabungan dan pertumbuhan nilai aset adalah hal yang penting dilakukan oleh siapapun termasuk para generasi sandwich atau orang yang menanggung hidup keluarga dan orangtuanya.
Tabungan dan aset yang sudah dimiliki bisa saja hilang atau terpaksa dijual jika muncul musibah tak terduga. Sebut saja keluarga satu rumah jatuh sakit, atau dia yang menjadi tulang punggung meninggal dunia.
Saat seorang generasi sandwich yang memiliki banyak tanggungan meninggal dunia, maka keluarga yang ditinggal bisa saja jatuh miskin lantaran sumber penghasilannya sudah tiada.
Salah satu cara untuk memitigasi hal ini adalah dengan memiliki proteksi dari asuransi. Namun untuk memiliki proteksi yang tepat guna, seseorang tentunya harus mengalokasikan dana dari penghasilannya untuk premi.
Lantas apa kabarnya jika dia adalah generasi sandwich dengan biaya hidup bulanan yang cukup tinggi? Berikut adalah tips hemat berasuransi bagi generasi sandwich.
Dana darurat dulu, baru asuransi
Sebelum berasuransi, ada baiknya memiliki dana darurat terlebih dulu. Hal itu disebabkan karena, pengeluaran tak terduga itu cukup sering muncul dikala kita memiliki banyak tanggungan.
Sediakanlah dana darurat minimal 6 kali pengeluaran bulanan.
Cek kebutuhan proteksi keluarga
Idealnya, anggota keluarga lainnya telah memiliki asuransi kesehatan yang dilengkapi oleh perlindungan kecelakaan. Sementara bila ada yang sudah lanjut usia, dia harus memiliki asuransi penyakit kritis.
Akan tetapi, semakin banyak asuransi yang dimiliki, makin besar pula pengeluaran Anda.
Pengeluaran berasuransi maksimal adalah 15% dari total pemasukan bulanan. Dan apabila Anda mengalami kesulitan dalam mengalokasikan dana, setidaknya seluruh anggota keluarga memiliki BPJS Kesehatan terlebih dulu.
Pencari nafkah harus punya asuransi jiwa
Generasi sandwich memiliki tanggungan yang tidak sedikit, oleh karena itu sangat penting baginya untuk memiliki asuransi jiwa.
Tujuan memiliki asuransi jiwa adalah sebagai perlindungan atas risiko ketidakmampuan kepala keluarga memenuhi tanggung jawabnya. Bisa karena meninggal dunia atau cacat tetap total.
Dengan adanya asuransi jiwa, keluarga yang ditinggal bisa hidup tenang lantaran ada uang pertanggungan dari asuransi jiwa yang bisa diklaim.
Uang pertanggungan asuransi jiwa harus cukup
Cukup dalam artian tidak terlalu besar dan tidak terlalu sedikit, serta mampu membiayai beban hidup keluarga dan biaya pendidikan anak di masa depan bila perlu.
Semakin besar uang pertanggungan yang diambil, makin mahal premi yang harus Anda bayarkan. Begitu pun sebaliknya.
Apabila Anda belum mampu untuk membeli asuransi dengan pertanggungan yang cukup, maka belilah yang sesuai kemampuan terlebih dulu. Dan seiring dengan berjalannya waktu, lakukan upgrade uang pertanggungan jika penghasilan Anda sudah bertambah.
Adapun rumus menghitung uang pertanggungan yang ideal adalah:
Pengeluaran Bulanan x 12
Bunga deposito
Jangan beli asuransi aset lain sebelum kesehatan dan jiwa terpenuhi
Tidaklah salah membeli asuransi mobil, motor, atau aset lain yang Anda miliki. Namun bila bujet berasuransi Anda terbatas, berfokuslah pada asuransi kesehatan dan jiwa terlebih dulu.
Pengeluaran karena risiko sakit tentu tidak kalah besar dan bisa menguras tabungan.
Artikel Selanjutnya
Asuransi dengan Premi Murah, Masih Untung atau Tekor?
(aak/aak)