Jakarta, pojokdepok.com – Di tengah pelemahan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 0,04% ke 6.140,291, terdapat 2 saham yang anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% dan menjadi top losers pada kelanjutan sesi II perdagangan Jumat (24/9/2021).
Kedua saham tersebut adalah saham emiten manufaktur dan fabrikasi komponen alat-alat berat PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA) dan emiten produksi kayu olahan PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 13.45 WIB, saham ARKA menjadi pemuncak top losers dengan anjlok hingga ARB 6,84% ke Rp 109/saham dengan nilai transaksi Rp 9,4 miliar. Dengan ini, reli kenaikan saham ARKA selama 4 hari beruntun otomatis terhenti.
Kendati melemah, dalam sepekan saham ARKA melesat 53,53% dan ‘terbang’ 118,00% dalam sebulan.
Saham ini tiba-tiba bangkit pada Rabu (15/9) pekan lalu setelah tidak bergerak selama lebih dari 5 bulan.
Saham ARKA terakhir kali bergerak pada 30 Maret 2021 ketika naik ke 2,00% ke Rp 51/saham, kemudian sehari setelahnya turun 1,96% ke level gocap alias Rp 50/saham.
Nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham ARKA tergolong mini, yakni Rp 218,00 miliar.
Pada Kamis (23/9) kemarin, pihak bursa memberitahukan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham ARKA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Sebelumnya, manajemen ARKA sendiri mengaku tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
“Sejauh ini kami belum ada Informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” jelas pihak ARKA, dikutip pojokdepok.com, Jumat (24/9).
ARKA menjelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana aksi korporasi setidaknya dalam 3 bulan ke depan.
Kemudian, saham KAYU–dengan nilai market cap yang juga kecil, yakni Rp 46,55 miliar–juga ambles hingga ARB 6,67% ke Rp 70/saham. Nilai transaksi saham KAYU mencapai Rp 6,42 miliar dan volume perdagangan 89,75 juta.
Kemarin, saham KAYU juga merosot 6,25% ke Rp 75/saham. Ini terjadi setelah pada Rabu (22/9) saham KAYU melonjak tiba-tiba sebesar 29,03% dengan nilai transaksi Rp 55,41 miliar.
Dalam sepekan saham KAYU melejit 16,67% dan dalam sebulan saham KAYU terkerek 16,67%.
Sejurus dengan itu, pada Rabu, pihak bursa pun memasukkan saham KAYU ke dalam saham dengan indikasi pola transaksi yang tidak wajar alias UMA.
Mirip dengan ARKA, dalam keterangannya kepada bursa, Jumat (24/9), manajemen KAYU pun mengaku tidak mengetahui soal informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi niiai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
“Bahwa informasi material perusahaan tercatat sebelumnya yang terakhir telah diumumkan ke publik adalah informasi tanggal 20 September 2021 yang dipublikasikan melalui website Bursa Efek lndonesia terkait Laporan hasil Public Expose Tahunan Tahun 2021,” kata pihak KAYU, dikutip pojokdepok.com, Jumat (24/9),
Mengenai aksi korporasi terdekat, manajemen KAYU menjelaskan, perseroan berkeinginan untuk menerbitkan instrumen utang yang nominal dan jenisnya masih dalam tahap diskusi di jajaran direksi.
“Hasil dari penerbitan utang ini rencananya akan dipergunakan untuk menunjang pertumbuhan kinerja Perusahaan Tercatat pada tahun 2021 dan mendatang,” jelas manajemen Darmi Bersaudara.
Darmi bergerak dalam bidang usaha meliputi perdagangan, pengangkutan, pembangunan, jasa, pertanian, perbengkelan, dan percetakan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)