Jakarta, pojokdepok.com – Merek fashion ternama dunia, Louis Vuitton, memutuskan untuk menaikkan harga produknya. Perusahaan beralasan, kenaikan harga produknya ini karena adanya peningkatan biaya produksi dan transportasi.
Keputusan raksasa merek mewah ini menjadi salah satu yang pertama di industri fashion ‘high end‘ ini yang memutuskan untuk menaikkan harga secara luas untuk melindungi margin akibat biaya yang melonjak.
Kenaikan harga akan terjadi di toko Louis Vuitton seluruh dunia. Juru bicara perusahaan mengatakan kenaikan harga ini mencakup barang kulit, aksesoris mode dan parfum, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/02/2022).
Namun sayangnya, juru bicara itu tidak memberikan rincian lebih lanjut soal skala kenaikan. Tapi mengatakan kenaikan harga akan bervariasi bergantung pada produknya.
“Penyesuaian harga memperhitungkan perubahan biaya produksi, bahan baku, transportasi, serta inflasi,” ungkap label tersebut, dikutip dari laman Reuters, Selasa (15/02/2022).
Sementara itu, sejumlah blogger asal China menyebutkan harga beberapa model tas tangan seperti Capucines dan Neverfull akan naik 20% atau lebih. Namun mereka tak menyebut sumber informasi tersebut.
Saat ini, Capucines sendiri dibanderol 46.500 yuan (Rp 104,6 juta) dan Neverfull senilai 12 ribu yuan (Rp 26,9 juta).
Sedangkan situs web yang melacak pasar barang mewah, PurseBop memperkirakan kenakan harga mulai dari 4% hingga berkisar 15-18% pada batas atasnya.
Pada Januari lalu, bos LVMH Bernard Arnault mengatakan grupnya punya cukup ruang gerak untuk melakukan kenaikan harga pada inflasi. Namun juga menambahkan harus ‘masuk akal’.
Bukan hanya Louis Vuitton yang menaikkan harga produknya. Tahun lalu Chanel telah menaikkan tiga kali harga beberapa produk tasnya, salah satunya Classic Flap dijual US$8.200 (Rp 117 juta) atau naik 60% dari sebelum pandemi tahun 2019.
(npb/wia)