pojokdepok.com — Voxpopuli Research Center melakukan survei terkait preferensi partai politik pilihan masyarakat. Di antara temuan survei, elektabilitas Partai Demokrat 5,0 persen jika pemilu digelar saat ini.
Survei dilakukan pada 1-10 Desember 2021 melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja menyinggung drama perpecahan di tubuh Partai Demokrat yang semakin reda. Upaya kubu KLB Deli Serdang untuk mengambil alih kepemimpinan partai berkali-kali menemukan jalan buntu, sejurus dengan itu terbukti bahwa tidak ada intervensi dari pemerintah sebagaimana diperlihatkan dari adanya sosok Moeldoko.
Dukungan publik kepada Demokrat, sebut Achmad, tidak lagi sebesar pada awal konflik. Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan elektabilitas Demokrat melorot ke papan tengah, sejajar dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tren elektabilitasnya stabil.
“Konflik internal reda, Demokrat kembali ke papan tengah dalam peringkat elektabilitas partai politik sejajar dengan PSI yang stabil,” ungkap Achmad Subadja dalam keterangan tertulis.
Survei memotret elektabilitas PSI 5,1 persen, unggul tipis dari Demokrat.
Menurut Achmad, besarnya dukungan publik muncul ketika terjadi upaya pengambilalihan Demokrat. Selama ini Demokrat memposisikan diri sebagai partai oposisi yang gencar melontarkan kritik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Sementara itu partai-partai pendukung Jokowi masih tetap unggul. PDIP meraih peringkat pertama dengan elektabilitas 16,3 persen, disusul Gerindra 12,7 persen, PKB 8,5 persen, dan Golkar 8,0 persen.
Partai oposisi lainnya juga tetap di papan tengah, yaitu PKS dengan 5,3 persen. Kemudian Nasdem di bawahnya dengan 4,5 persen, dan PPP 2,2 persen yang notabene juga merupakan partai pendukung pemerintah.
“Kubu oposisi harus mengambil strategi baru jika ingin mendongkrak elektabilitas,” kata Achmad. Dengan waktu tersisa 2,5 tahun menuju Pemilu 2024, Demokrat harus bekerja lebih keras untuk meraih simpati dan dukungan publik.
Tantangan juga datang dari bermunculannya partai-partai politik baru, di antaranya Gelora (1,4 persen) dan Ummat (1,2 persen), yang mengungguli PAN (1,1 persen). Khusus untuk PAN, meski sudah menjadi pendukung Jokowi, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda reshuffle untuk mengakomodasi PAN dalam pemerintahan.
Pada papan bawah ada Perindo (0,6 persen), Hanura (0,5 persen), Berkarya (0,3 persen), PBB (0,2 persen), dan PKPI (0,1 persen). Garuda dan Masyumi Reborn nihil, sisanya partai-partai lainnya (0,9 persen) dan tidak tahu/tidak jawab (26,1 persen).[]

