Jakarta, pojokdepok.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hagiuda Kochi di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (11/01/2022).
Lantas, apa sajakah yang dibahas dalam pertemuan dua menteri ini? Apakah Jepang juga menyinggung soal kebijakan pelarangan ekspor batu bara RI? Seperti diketahui, pada pekan lalu Kedutaan Besar Jepang mengirimkan surat protes kepada pemerintah Indonesia dan meminta agar keran ekspor dibuka kembali.
Namun sayangnya, tidak disebutkan bahwa keduanya spesifik membahas isu pelarangan ekspor batu bara RI, melainkan hanya disebut sekilas saat sambutan dari Mendag Jepang.
Berdasarkan keterangan resmi Kemenko Marves, Selasa (11/01/2022), pertemuan pejabat kedua negara sahabat itu “hanya” membahas tentang potensi kerja sama di bidang energi hijau, perikanan, lingkungan, dan industri petrokimia.
“Indonesia dalam tujuh tahun ini banyak yang berubah, pembangunan hampir merata di Indonesia bagian barat dan timur,” ungkap Menko Luhut pada awal paparannya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Selasa (11/01/2022).
Selain itu,Luhut juga menjelaskan tentang pembangunan industri hilir sebagai arah investasi di Indonesia saat ini. Salah satu yang digadang-gadangkan Luhut yaitu terkait fokus RI untuk mengembangkan industri hilir nikel sampai ke pabrik stainless steel hingga baterai lithium untuk kendaraan listrik.
“Saat ini industri hilir untuk nikel lebih berfokus untuk pengembangan stainless steel yang merupakan komponen pembuatan baterai lithium,” katanya.
Mengenai hal ini, Luhut meyakinkan bahwa Indonesia memiliki stok bijih nikel yang sangat besar.
“Industri hilir telah mengubah struktur ekonomi Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komoditas mentah,” imbuhnya.
Selain menggenjot investasi, Luhut juga menjelaskan tentang perkembangan kondisi terkini dalam penanganan Pandemi Covid-19.
“Kasus aktif kami telah menurun hingga 99,2% dari puncaknya tanggal 15 Juli tahun lalu. Tapi kami sekarang super hati-hati dengan Omicron,” tutur Luhut, lalu menyebutkan bahwa 96% varian Covid-19 terbaru itu masuk ke Indonesia dari para Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Lebih lanjut, Luhut juga menawarkan investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kalimantan yang berpotensi menghasilkan listrik sebanyak 11 ribu Mega Watt (MW).
“Desember tahun lalu, Presiden Jokowi telah meresmikan ground breaking green industrial park seluas 30 hektar,” bebernya.
Terakhir, Luhut pun mengusulkan agar kedua negara membuat skema diskusi teknis yang bertemu secara regular agar dapat membahas secara intensif mengenai poin-poin kerja sama kedua negara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koichi mengawali sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang membuat keputusan soal kapal pengangkut batu bara telah diumumkan kemarin (10/01/2022).
“Saya berterima kasih sudah dijelaskan secara detil tentang rencana pemerintah Indonesia soal release batu bara,” katanya.
Usai menyampaikan apresiasinya, Menteri Koichi menyambut baik usulan Menko Luhut agar ada dialog yang bersifat regular bagi kedua negara.
“Ada beberapa skema diskusi antara pemerintah dan swasta. Nanti kami juga akan diskusikan lebih lanjut lagi. Apapun (skemanya) kami terbuka,” tukasnya.
Kemudian, Menteri Perdagangan Jepang itu menjelaskan mengenai perkembangan investasi perusahaan Jepang untuk industri amonia di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Saat ini proyek tersebut sudah sampai pada tahap FS (Studi Kelayakan),” ucapnya.
Selain soal industri amonia, Menteri Koichi juga sempat mengungkapkan keinginan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan baterai untuk pembangkit tenaga surya. Dan, terakhir, dia berharap kedua negara dapat bekerja sama lebih erat pada masa mendatang.
Hadir mendampingi dalam pertemuan itu, Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi, Dirjen METI Jepang Matsuo Takehiko, dan Dubes Jepang Kanasugi Kenji.
(wia)