Makna Idulfitri, Kiai Idris : Menang Melawan Hawa Nafsu

pojokdepok.com – Wali Kota Depok, Mohammad Idris memaknai Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah sebagai hari kemenangan bagi umat muslim melawan hawa nafsu.

“Idulfitri itu diartikan sebagai sebuah hari kemenangan, kemenangan yang disimbolkan dengan melawan hawa nafsu,” kata Kiai Idris, sapaan akrab Wali Kota Depok, di sela-sela acara Open House di kediamannya, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Sabtu (22/04/23).

Menurutnya, perlawanan yang paling besar ialah melawan hawa nafsu, bukan melawan kekuatan militer.

“Sebab kalau melawan militer punya bedil jelas, musuh kita jelas, pakai golok musuh kita jelas,” ujarnya.

Kemenangan melawan hawa nafsu selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Di antaranya, bertempur melawan hawa nafsu makan dan minum, serta tidak berkata-kata kotor.

“Juga kemenangan dalam hal mempertahankan kesabaran, sabar ketika malam hari harus beribadat, baca Alqurannya juga sabar satu per satu sampai mengkhatamkan Alquran sebagai kitab suci, itu bagian daripada kesabaran,” jelas Kiai Idris.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan kesabaran ada tiga macam. Yaitu kesabaran dalam ketaatan, kesabaran dari bencana, dan kesabaran dalam menjauhi perbuatan maksiat.

“Ketika kita sudah sabar, ya kita akan sampai di sini yang namanya Idulfitri, kembali kepada fitrah seperti kita baru dilahirkan dari kandungan ibu, itu intinya, itulah hakekat kemenangan,” tutur dia.

“Jadi bukan titel, bukan julukan keagamaan kiai, pendeta, romo, namun hahekatnya kedekatan kita kepada tuhan,” ujarnya.

Kiai Idris pun mengimbau kepada masyarakat untuk bisa saling menghargai bila terjadi perbedaan tanggal Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.

“Kalau seluruh Indonesia ada empat (Hari Raya Idulfitri), ada yang hari Kamis dia berlebaran, hari Jumat, hari Sabtu dan Minggu, nah ini kan keberagaman dalam persatuan, ini keunikan Indonesia,” ungkap Wali Kota Depok.

“Keberagaman itu given atau pemberian dari Tuhan, ada Sunda, Jawa, Minang, Batak, dan di Indonesia ini masalah persatuan yang lambang negaranya Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.

“Kebersatuan kita diikat, ikatannya adalah konstitusional Pancasila, makanya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,” (JD 09/ED 01/EUD 04)