Jakarta, pojokdepok.com – Pensiun dini mungkin menjadi cita-cita sebagian besar orang, termasuk Anda. Namun tahukah Anda bahwa akan ada konsekuensi finansial di balik keputusan ini.
Memang benar bahwa dengan pensiun dini mereka bisa memiliki banyak waktu luang bersama keluarga dan melakukan kegiatan yang sempat tertunda karena pekerjaan.
Namun patut diketahui pula bahwa kehidupan tanpa rutinitas yang jelas, justru bisa bisa berbahaya dalam keuangan. Berikut adalah hal yang patut dipersiapkan sebelum Anda memutuskan pensiun dini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sadarilah bahwa perjalanan hidup Anda masih panjang
Berkaca pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa usia harapan hidup di Indonesia 2022 yaitu, 71,85 tahun, apabila seseorang pensiun di usia 45 tahun maka mereka akan hidup bebas hingga 26 tahun ke depan.
Hidup 26 tahun tanpa ikatan kerja, terima gaji pensiun, dan bebas mau melakukan apa saja sekilas terasa nyaman. Tapi jangan salah, godaan-godaan yang bersifat konsumtif juga berpotensi muncul dan mengganggu keuangan rumah tangga di jangka panjang.
Apa jadinya jika di saat pensiun dini, Anda masih memiliki kewajiban untuk membayar biaya pendidikan anak di jenjang tinggi? Tentu Anda masih harus menjaga gaya hidup dan melakukan perencanaan keuangan yang baik.
Amankan keuangan keluarga dengan asuransi kesehatan swasta
Risiko jatuh sakit atau sakit kritis akan tetap ada di saat Anda memasuki masa pensiun dini. Dan risiko itu tidak hanya berpotensi menimpa Anda, melainkan juga anggota keluarga tercinta.
BPJS Kesehatan sejatinya adalah asuransi yang bisa menanggung banyak penyakit dan tidak memiliki masa tunggu, akan tetapi sistem rujukan berjenjang bisa membuat proses berobat jadi semakin lama.
Tidak ada salahnya untuk membeli asuransi kesehatan keluarga untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Alokasikan saja uang sebesar 10% dari pemasukan bulanan untuk membayar premi asuransi kesehatan.
Buat target kapan benar-benar mau “pensiun”
Ada baiknya pula untuk membuat target kapan Anda benar-benar “pensiun,” dalam artian berhenti dari segala aktivitas kerja dan menikmati hasil investasi Anda. Misalnya, di usia 55, 58, 60 tahun, atau usia berapapun yang Anda kehendaki.
Sangat disarankan bagi Anda untuk memiliki tabungan minimal setara dengan biaya hidup Anda hingga mencapai angka harapan hidup di usia tersebut. Atau Anda juga bisa membuat perhitungan sendiri dengan acuan lainnya.
Mulai lakukan perencanaan distribusi kekayaan
Pastikan harta yang kita miliki saat ini dan di masa pensiun nanti bisa “merekatkan” keluarga, bukan malah “meretakkan.” Tidak sedikit pula cerita seputar keluarga yang berebut harta waris yang berujung di meja hijau.
Tidak ada salahnya untuk melakukan perencanaan distribusi kekayaan sejak dini dengan mendata aset-aset dan utang yang Anda miliki, membuat surat wasiat, serta menentukan hukum untuk pembagian harta waris di masa depan.
Anda pun bisa melakukan hibah harta ke ahli waris Anda di masa pensiun, atau lebih tepatnya saat Anda masih hidup dan sehat demi meminimalisir konflik di kemudian hari.
Artikel Selanjutnya
68% Orang Tua Rela Kuras Tabungan Agar Anak Kaya Raya
(aak/aak)