pojokdepok.com – Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama komunitas dan pelaku usaha kreatif, di Rumah Cimanggis, Rabu (05/07/23). Tema FGD ini adalah Media Art sebagai lokomotif ekonomi kreatif Kota Depok.
Kepala Bappeda Kota Depok, Dadang Wihana menjelaskan, saat ini perkembangan media art (seni media) di Depok sangat pesat. Hal ini dijadikan keunggulan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk menjadikannya sebagai lokomotif bagi ekonomi kreatif lainnya.
“Misalnya bagi sektor Gastronomi (kuliner) di Depok sudah ada Cloud Kitchen (dapur bersama) yang dikembangkan Pemkot Depok dengan UPN Veteran Jakarta, media art jadi lokomotifnya ada unsur seninya disitu. Demikian untuk fashion dan lain-lain, semua dikelola dengan sentuhan kultur dan seni media,” jelasnya kepada pojokdepok.com, usai kegiatan tersebut.
Dikatakannya, kekuatan media art di Depok ditopang dengan keberadaan ratusan start up, mulai dari lokal, nasional hingga internasional ada di Depok. Maka diharapkan media art mampu menjadi motor penggerak untuk menumbuhkan ekonomi daerah.
“Banyak tempat residensi (praktik kerja lapangan) di Depok yang digerakkan oleh media art, contoh Ayodya Pala, Madrasah Teknonatura, Studio Hanafi, dan lainnya,” kata Dadang.
Dirinya menuturkan, Pemkot Depok optimistis untuk menjadi bagian dalam jejaring kota kreatif level dunia di UNESCO (UCCN) 2023. Karena ini juga tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Depok 2005-2025, bahwa Depok harus go internasional.
“Kurikulum pendidikan kita dari SD, SMP, SMA/SMK banyak yang sudah menjalani kurikulum digital, termasuk perguruan tinggi. Komunitas di Depok yang memproduksi start up juga sangat banyak,” tuturnya.
Sebagai informasi, FGD tentang Media Art sebagai lokomotif ekonomi kreatif Kota Depok mendatangkan narasumber dari Ketua Depok Heritage Community, Kode Kreatif Hub, dan Panitia Seleksi Nasional UCCN Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. (JD 05/ED 02/ EUD 04)