Peluang Pemurnian NU dari Politik Praktis Dinilai Kecil

pojokdepok.com – Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebelum terpilih melalui Muktamar NU pada Desember 2021, sempat menyampaikan pesan untuk tidak membawa NU berkecimpung di politik praktis.

Namun demikian, pengamat menilai kemungkinan tercapainya cita-cita Gus Yahya untuk melakukan pemurnian politik dari tubuh NU tersebut terbilang kecil.

“Saya sih melihat kemungkinannya agak kecil. Menjaga independensi. Karena godaan kekuasaan itu sangat tinggi dan sangat besar. Kedua, kan kita tahu bahwa warga NU atau tokoh-tokoh NU banyak yang berpolitik. Tersebar di berbagai macam partai politik, enggak mungkin mereka mereka dilarang jadi anggota DPR, kan enggak mungkin. Enggak mungkin (dilarang) jadi pejabat, wapres, kepala daerah, capres, dan sebagainya. Kan enggak mungkin,” kata pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada pojokdepok.com – saat dihubungi, Minggu (2/1/2021). 

Namun demikian, Ujang mengatakan, masih ada kemungkinan jika yang dimaksud Gus Yahya adalah menjaga jarak secara institusional PBNU. Bukan secara personal, praktis dan kultural. 

“Mungkin secara institusional menjaga jarak, mungkin. Tapi secara personal, secara kelompok, secara pribadi, masih akan banyak bermain dan bermanufer di ranah politik,” katanya. 

Ia juga mengatakan, karena banyakanya kader NU yang terjun ke dunia politik praktis, maka tidak mungkin warga NU tidak memberikan dukungan kepada kadernya. Oleh karenanya, menurut Ujang, yang paling memungkinkan hanyalah pemisahan secara konstitusional kelembagaan PBNU dari politik praktis. 

“Enggak mungkin lah NU membiarkan kadernya yang maju di pilkada, maju di pileg, dan tidak dipilih oleh warga NU, kan tidak mungkin. Bisa jadi NU secara konstitusional atau secara kelembagaan itu memarik diri dari politik. Tapi dalam konteks praktis kan tidak bisa terhindarkan,” papar Ujang.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid atau yang biasa disapa Gus Jazil mengatakan, pesan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terkait larangan adanya capres dari PBNU adalah bentuk kehati-hatian supaya NU tidak hanya fokus pada politik praktis.  

“Saya memahami apa yang disampaikan Gus Yahya supaya organisasi (NU) tidak terfokus pada urusan pilpres. Secara organisasi,” kata Gus Jazil saat menjadi narasumber dalam acara rilis survei Lembaga Politika Research and Consulting (PRC) secara daring, Senin (27/12/2021).  

Namun demikian, ia mengatakan bahwa capres-cawapres serta berbagai urusan dalam politik praktis merupakan panggilan pengabidan bagi PKB dan NU, meskipun secara organisasi tidak memiliki keterkaitan langsung. []