pojokdepok.com -, Isu reshuffle kabinet kembali mencuat. Kocok ulang kabinet Indonesia Maju dikabarkan akan dilakukan akhir Maret 2022.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah meyakini reshuffle kabinet diperuntukkan untuk mengakomodasi Partai Amanat Nasional (PAN).
“Hitungan politisnya jika ada reshuffle memang diperuntukkan untuk akomodasi PAN,” ujar Dedi saat dihubungi pojokdepok.com -, Minggu (20/3/2022).
baca juga:
PAN menyatakan bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Presiden Jokowi pada 25 Agustus 2021. Menurut Dedi, bagaimanapun PAN harus memiliki kursi di kabinet.
Terlebih PAN sudah menunjukkan geliat berada barisan koalisi. Terbaru partai berlambang matahari terbbit giat mengkampanyekan wacana penundaan pemilu 2024 atau memperpanjang masa jabatan presiden.
“Tentu ini langkah beresiko karena berpeluang kehilangan pemilih. Akan semakin kehilangan jika (PAN) tidak juga dilibatkan dalam kabinet,” katanya.
Dedi menyebut bisa saja PAN diberi jatah kementerian terkait ekonomi atau pos menteri di bawah koordinasi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
“PAN miliki banyak kader mumpuni di bidang ekonomi, juga bidang di bawah Menko Muhadjir,” tandasnya.
Isu reshuffle kembali mencuat dan menjadi pertanyaan. Politikus PKB Luqman Hakim mengaku mendapat informasi Presiden Jokowi akan merombak kabinet pada akhir Maret 2022. Dia menuturkan, dalam reshuffle nanti PAN akan mendapat jatah satu kursi menteri dan satu kursi wakil menteri.
Selain itu, Luqman menyebutkan, ada partai politik yang tergabung dalam koalisi bakal dikurangi kursi menterinya.
Terkait munculnya kembali isu reshuffle, Staf Khusus Menteri Sekrtaris Negara Faldo Maldini menyebutnya sebagai gosip politik.
“Soal bongkar-pasang kabinet ini, kalau gosip politik selalu ada jelang Rabu Pon. Memang begitu kan imannya orang-orang politik, jadi ya sudah biasalah,” kata Faldo.
Dia mengatakan kerja pemerintah di waktu depan akan semakin banyak, sehingga diperlukan orang yang berkualitas dan solid. Oleh sebab itu, Faldo mengingatkan agar tak melulu berimajinasi ‘bagi-bagi kue’.
“Kita sudah punya semua, maka kita tunggu tantangan baru apa yang dinilai penting oleh Presiden untuk direspons, jadi jangan terus imajinasikan bagi-bagi kue politik seperti yang biasa diyakini pemain politik,” ujarnya.[]

