pojokdepok.com -, Sebanyak 1.955 warga dari dua kampung dikabarkan telah mengungsi ke gereja kompleks misi gereja Katolik Bilogai, Sugapa. Mereka mengungsi setelah terjadi baku tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak 26 Oktober dan 27 Oktober 2021.
Menanggapi persoalan tersebut, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta pemerintah segera turun tangan untuk menghentikan operasi militer di Papua.
“Hentikan operasi militer di Papua dan ciptakan perdamaian abadi,” tegas Natalius sebagaimana dikutip pojokdepok.com – dari akun Twitter @NataliusPigai2, Jakarta, Minggu (31/10/2021).
Mantan Komisioner Komnas HAM ini juga menyinggung keberhasilan pemerintah era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyelesaikan konflik di Aceh. Padahal, ungkap Natalius, sudah empat kali pemerintah mengeluarkan perintah operasi militer di Papua.
“Mengapa SBY mampu selesaikan Aceh, namun Papua makin destruktif hari ini. Dalam catatan saya sudah empat kali perintah operasi oleh Presiden,” tandasnya.
1.955 Warga Mengungsi ke Gereja Katolik Paroki Bilogai. Mengapa SBY mampu selesaikan Aceh, namun Papua makin destruktif hari ini. Dlm catatan Sy sdh 4 kali perintah operasi oleh Presiden. Hentikan operasi militer di Papua dan ciptakan perdamaian abadi.https://t.co/YYtqRxvuyh
— NataliusPigai (@NataliusPigai2) October 30, 2021
Sebagai informasi, dilansir dalam suarapapua.com, sebanyak 1.955 warga yang terdiri dari anak-anak, mama-mama dan bapak-bapak tersebut berasal dari kampung Bilogai dan kampung Kumbalagupa. Selain itu ada sejumlaha masyarakat yang berasal dari Bilai dan Titigi.
Pastor Paroki Bilogai, Pater Yustinus Rahangiar, mengakui dan membenarkan bahwa ratusan warga sudah mengungsi ke kompleks misi.
Dia menjelaskan, masyarakat dari kampung Bilogai dan Kumbalagupa menempat sejumlah rumah-rumah milik guru-guru SMP dan SD YPPK, rumah Bina, dan juga telah dibangun tenda di halaman gereja dan di sekitar SD YPPK.
“Iya, benar. Sudah ada ribuan. Dari data yang sudah ada jumlahnya mencapai 1.955 orang. Mereka semua ada di sekitar pastoran, gereja, rumah-rumah guru, rumah bina dan tiga rumah di dekat susteran. Mereka akan ada di sini sampai situasi aman,” terangnya kepada suarapapua.com, Rabu (28/10/2021).