pojokdepok.com – – Tokoh nasional Rizal Ramli mengatakan perubahan Indonesia bisa dimulai dari tanah Pasundan. Hal itu disampaikan Rizal yang namanya masuk radar calon presiden (capres) potensial pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 dalam kegiatan Kumpul Ngariung di Saung Kujang Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/1/2022).
“Karakter masyarakat Sunda sangat terbuka, egaliter dan menentang ketidakadilan, merupakan sumber kekuatan untuk melakukan perubahan Indonesia menjadi lebih adil, lebih baik dan lebih makmur,” kata Rizal.
Karakter orang Sunda tidak asing bagi RR, demikian ekonom senior itu disapa. Saat berusia 7 tahun RR tinggal di Bogor bersama neneknya karena di usia tersebut ia yatim piatu.
“Saya besar dan dididik di tanah Sunda, di Bogor sejak umur 7 tahun, bisa bahasa Sunda Bogor, paham betul budaya Sunda yang sangat halus, happy go lucky, doyan hareureuy, ceria, dan sangat tidak suka ketidak adilan,” kata RR.
Ekonom senior yang berhasil membawa Indonesia keluar dari keterpurukan pasca diterjang krisis monoter 1997/1998 saat menjadi Menko Perekonomian di era Pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengatakan, sebuah kebetulan atau mungkin sudah takdir sejarah (historisch lot) bahwa ternyata banyak tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia memulai dan memusatkan pergerakannya di tanah Sunda, Kota Bandung, Bogor, dibandingkan kota-kota lain di Indonesia.

RR menyebutkan Tirto Adhisuryo, Tjipto Mangunkusumo, Ki Hadjar Dewantara, Soeryopranoto, Douwes Dekker, Sosrokartono, Abdul Muis, Hatta, Sukarno, Natsir dan Sutan Sjahrir adalah sedikit contoh dari tokoh-tokoh yang memulai debutnya di Kota Bandung yang kebetulan juga mereka bukan orang Sunda.
“Saya menjadi teringat oleh pepatah bijak bahwa kalau tanah Pasundan aman, Indonesia aman. Kalau tanah Pasundan damai, Nusantara damai. Kalau tanah Pasundan makmur, rakyat Indonesia makmur,” imbuh RR.
Khusus wilayah Bogor, RR yang pernah menjadi penasihat panel ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa mengaku kagum pada Abah Wahyu Affandi Suradinata. Wahyu Kujang, panggilannya, sejak tahun 1990an mendedikasikan diri untuk mempelajari kembali dan melestarikan Kujang sebagai warisan budaya masyarakat Sunda.
“Kujang sendiri mempunyai ikatan historis dan kebudayaan dengan tanah Sunda. Mempunyai makna dan simbol kebudayaan yang kuat. Kujang juga merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak, kebenaran dan keadilan,” singgung RR.[]

