pojokdepok.com – Ketidakcocokan (missmatch) antara angka kerja dan dunia kerja menjadi masalah utama yang harus diselesaikan, karena salah satu dampaknya adalah pengangguran. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sangat serius dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran di kota bertajuk sejuta maulid ini.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Dadang Wihana, menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat 7,82 persen Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dari jumlah ini mayoritas lulusan SMA/SMK. Meskipun demikian, capaian indikator makro Kota Depok relatif unggul dibanding Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Saat ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Depok 81,96 tertinggi ketiga di Jawa Barat, angka kemiskinan 2,53 terendah di Jawa Barat dan urutan kelima di nasional. Selain itu, Kota Depok juga masuk 10 besar penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) Terbaik Tahun 2022 tingkat nasional. Serta kapasitas fiskal Kota Depok tertinggi di Jawa Barat, tercatat kategori sangat tinggi dengan rasio 2,625.
Menyikapi hal tersebut, Pemkot Depok memiliki dua program penopang missmatch angka kerja dan dunia kerja yaitu Sistem Informasi Manajemen Pelatihan Kerja Depok (SIMPEL KEPOK) serta 5.000 Wirausaha Baru dan 1.000 Perempuan Pengusaha.
SIMPEL KEPOK merupakan aplikasi yang dikelola Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) yang terkoneksi dengan pelatihan tutorial online. Melalui aplikasi ini, calon tenaga kerja bisa menggunakannya untuk pendaftaran, seleksi calon peserta pelatihan kerja dan monitoring status pekerjaan alumni peserta pelatihan. Simpel Kepok ini sudah diakui eksistensinya, terbukti sebagai Inovasi Terbaik 1 pada Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) 2022.
Selain SIMPEL KEPOK, program lainnya yaitu 5.000 Wirausaha Baru dan 1.000 Perempuan Pengusaha. Program ini dijalankan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sejak 2021.
Adapun aplikasi unggulannya yaitu D’Kerens (Depok Kreatif, Enerjik dan Sukses) yang dirancang dengan tujuan untuk menjadi pusat data dan akses pelatihan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengakses berbagai kegiatan melalui gawai. Melalui aplikasi ini, warga bisa mendapatkan akses tentang berbagai informasi pelatihan, pendampingan, perizinan, permodalan hingga pemasaran.
“Dua program itu Simpel Kepok dan WUB kami ajukan ke Provinsi Jawa Barat sebagai program inovasi dan unggulan, untuk mengikuti penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2023. Kami berharap melalui program-program itu dan didukung dengan program-program lainnya, angka pengangguran dan angka kemiskinan di Kota Depok terus turun,” paparnya. (JD 05/EUD 03/EUD03)