pojokdepok.com – – Dukungan Rizal Ramli menjadi presiden terus bermunculan. Terbaru, deklarasi dukungan muncul dari Bandung, Jawa Barat, dari kelompok masyarakat mengatasnamakan Komite Peduli Indonesia.
“Setelah melakukan kajian tentang track record, integritas dan kemampuan secara internasional, Rizal Ramli mempunyai kualifikasi yang sangat menonjol, sangat pantas menjadi pemimpin nasional berkaliber dunia. Karena itulah mendeklarasikan menyatakan dukungan sepenuhnya kepada Rizal Ramli untuk maju sebagai calon Presiden RI,” demikian pernyataan Komite Peduli Indonesia yang dibacakan dalam deklarasi yang digelar di Resto Liwet Asep Stobery, Jalan Linggawastu 11, Bandung, Senin (27/12/2021).
Dengan target perubahan dan kemajuan Indonesia, Komite Peduli Indonesia yang sebagian besar terdiri dari aktivis pergerakan 77/78 menegaskan akan menjadi motor pergerakan mengajak semua elemen bangsa untuk ikut bergerak bersama-sama menjadikan Rizal Ramli sebagai presiden.
Sejumlah pertimbangan mengapa Komite Peduli Indonesia mendeklarasikan dukungan kepada Rizal Ramli maju sebagai calon presiden di antaranya terkait integritas dan prestasi.
Rizal Ramli, walaupun yatim piatu sejak umur 7 tahun, mampu menjadi tokoh nasional dengan jabatan strategis di pemerintahan di era Gus Dur dengan segudang prestasi. Di era Jokowi, karena keberpihakannya yang tinggi kepada rakyat, Rizal tidak disenangi oligarki sehingga diberhentikan dari jabatan sebagai menteri.
“Namun, sampai hari ini Rizal Ramli mampu menjaga integritas dirinya secara baik dan amanah,” katanya.
Selain kritis, Rizal memiliki keberpihakan terhadap rakyat. Sikap ini sudah ditunjukkan Rizal saat masih menjadi mahasiswa di ITB. Saat itu, Rizal dengan berani mengoreksi sekaligus melawan kebijakan pendidikan rezim Soeharto melalui Gerakan Anti Kebodohan (GAK) yang digagasnya.
“Saya memberikan kesaksian, langit tahun 1977 menyaksikan anak muda Rizal Ramli memimpin gerakan yang pada saat itu hampir 8 juta anak Indonesia tidak menikmati pendidikan. Saat itu Rizal Ramli bersama dewan mahasiswa se-Bandung dan se-Indonesia mendeklarasikan Gerakan Anti Kebodohan dan terus berjuang sampai pada akhirnya mendekam di penjara Sukamiskin selama 1,5 tahun,” tutur Tito Roesbandi, Ketua Komite Peduli Indonesia.
“Gerakan moral anti kebodohan yang diinisiai Rizal Ramli inilah yang kemudian menjadi cikal bakal program wajib belajar 9 tahun,” tambahnya.
Komite Peduli Indonesia juga menyebut Rizal Ramlli sangat paham masalah dan visioner. Bagi Rizal, jabatan tidak lebih penting dari idealismenya memperjuangkan kepentingan rakyat dan negara.
Rizal ikhlas meninggalkan zona nyaman berada di lingkaran kekuasaan, diberhentikan dari jabatan Menko Maritim karena tak setuju Garuda membeli 30 pesawat Airbus A350 XWB yang menurutnya justru akan membuat rugi dan bangkrut perusahaan penerbangan pelat merah itu.
Rizal juga melawan mega proyek listrik 35.000 MW dengan alasan bisa mengakibatkan kinerja keuangan PLN memburuk, dan secara tegas menghentikan proyek reklamasi Jakarta karena berpotensi menimbulkan bencana ekologis salah satunya banjir.
“Ketika itu sempat menjadi heboh, dan dibantah oleh menteri lain termasuk Wapres. Media dan oligarki menyerang RR dengan sebutan tukang gaduh. Namun sekarang terbukti Garuda Indonesia diambang kebangkrutan dengan hutang Rp 140 triliun, serta PLN terjebak utang Rp451 triliun. Fakta ini membuktikan Rizal Ramli sangat paham masalah dan visioner,” tulis pernyataan deklarasi.
Komite juga menyinggung karakter, sifat dan kinerja Rizal Ramli. Menurut mereka, Rizal sangat cerdas, berpengalaman, punya kemampuan dengan track record bersih, tidak mempunyai konflik kepentingan dan sangat peka terhadap nasib rakyat kecil dan bersikap keras melihat ketidakadilan.
Selain itu, Rizal yang dikenal sebagai ekonom berjuluk Rajawali Ngepret memiliki konsep dan solusi untuk mengelola sumber daya alam yang menjadi kekayaan Indonesia. Sebagai contoh, Rizal memperjuangkan konsep pengelolaan gas alam Masela di darat, tidak menjual bahan mentah atau raw material ke luar negeri, dan penggunaan sistem tarif dalam impor bahan pangan.
“Walaupun bukan orang partai namun pergaulan RR sangat luas dengan semua petinggi partai, dan sangat paham politik. Mari kita bersama-sama mewujudkan keinginan RR merubah demokrasi kriminal menjadi demokrasi amanah melalui pembiayaan partai politik, threshold (pilpres dan pilkada) nol persen supaya rekrutmen pemimpin tidak ditentukan cukong dan menjadi sumber merajalelanya korupsi.”
Pertimbangan lainnya, Komite mendukung Rizal Ramli sebagai presiden 2024-2029 karena Rizal sangat paham tentang ketahanan nasional baik dari serangan ekonomi global maupun invasi militer dari utara melalui Laut China Selatan. Saat menjabat Menko Maritim, Rizal merubah nama laut pada peta dunia menjadi Laut Natuna Utara dan disetujui PBB meskipun hingga sekarang terus dipermasalahkan RRC.
“Rizal Ramli sangat tidak menyukai Islamphobia. Sebutan radikalisasi, intoleransi baginya sangat tidak tepat bagi Indonesia karena sejak dahulu masyarakat menjaga kerukunan. Rizal Ramli dekat dan menjalin hubungan baik dengan semua organisasi dan para tokoh agama seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan organisasi keagamaan lainnya termasuk tokoh lintas agama,” sebut mereka.
Kemudian, Rizal juga sangat dekat dengan rakyat kecil. Rizal kerap menjadi pelopor, motivator bahkan turun ke jalan untuk memperjuangkan nasib rakyat. Rizal misalnya berunjuk rasa bersama buruh untuk menggolkan Undang Undang BPJS, lalu berunjuk rasa bersama kepala desa mendorong pengesahan Undang Undang Pedesaan.
Terakhir, pergaulan Rizal Ramli sangat luas bukan hanya dengan elit nasional namun juga dengan para pemimpin dunia. Menjadi Tim Ahli Perserikatan Bangsa Bangsa, menghidupkan kembali proyek MRT dengan melobi pihak Jepang setelah diminta bantuan oleh Jokowi, lalu menyelesaikan hutang berbuah apresiasi pembangunan fly over Pasopati gratis dari Pemerintah Kuwait, beberapa bukti yang menunjukkan luasnya pergaulan Rizal di luar negeri.
“Untuk itu, kami mengajak untuk menjadikan pemilihan presiden 2024 sebagai momentum penting bagi perbaikan bangsa dan negara, dan kami berharap menjadikannya pilpres yang cerdas dan mencerdaskan. Kami ingin ada upaya konvesi (capres) rakyat. Kami punya Rizal Ramli sebagi petarung. Mari kita bertarung secara cerdas dan kita cerdaskan bangsa,” demikian kata Tito Roesbandi.[]

