Putin Menggila Lagi, Gudang Pangan Dunia Dibom

Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia membombardir gudang pangan dunia di Ukraina, Selasa. Ini terkait fasilitas penyimpanan biji-bijian di salah satu pelabuhan penting negeri pengekspor utama gandum hingga minyak biji bunga matahari itu.

“Musuh menargetkan infrastruktur pelabuhan dan perbatasan Sungai Donau,” kata kantor kejaksaan umum Ukraina, yang menerbitkan foto-foto gudang gandum hancur dan truk-truk yang terbakar, dikutip Rabu (27/9/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dua pengemudi truk terluka akibat serangan itu. Lumbung, gedung administrasi, dan kendaraan pengangkut barang rusak,” ujarnya.

Serangan ini merupakan yang terbaru pada fasilitas gandum dan pelabuhan sejak Juli. Rusia sendiri telah melancarkan serangan ke ekspor pangan Kyiv setelah keluar dari perjanjian Black Sea Grain Deal (Kesepakatan Biji-Bijian Laut Hitam).

Sebelumnya, ini menjamin keamanan pengiriman biji-bijian Ukraina di Laut Hitam untuk memerangi krisis pangan global. Pada awalnya, perjanjian yang diinisiasi Turki dan PBB itu ditetapkan untuk kurun waktu 120 hari dengan memberikan koridor maritim yang aman untuk ekspor dari Ukraina lalu diperpanjang.

Rusia keluar dengan dalih ekspor Ukraina tak tepat sasaran. Selain itu, Rusia menganggap kesepakatan berat sebelah karena ekspor Rusia masih dikenai sanksi.

Sementara itu, militer mengatakan 38 drone penyerang buatan Iran diluncurkan Rusia ke Ukraina semalam. Sebanyak 26 ditembak jatuh.

Dimuat laman yang sama, wilayah Odesa, Mykolaiv, Kherson dan Kirovohrad juga mendapat serangan. Menurut jaksa setempat, 12 orang terluka di wilayah Kherson akibat beberapa serangan Rusia.

“Serangan rudal Rusia juga merusak sebuah perusahaan lokal di kota Kryvyi Rih di bagian selatan,” kata walikota setempat.

Bersama Rusia, selama ini Ukraina dikenal sebagai salah satu pemasok hasil agrikultur dunia dengan total produksi 29% gandum, 19% jagung dan 78% minyak bunga matahari dari kebutuhan global. Merujuk World Resources Institute kenaikan harga sudah terjadi sejak perang rata-rata hingga 41% dan 28%, untuk ganging dan jagung.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)